Tuesday, March 19, 2013

Pedoman Asuransi Jiwa

1.     Ide Dasar Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa mencoba untuk mengurangi dampak kerugian aset yang diderita oleh pemiliknya atau pihak-pihak yang menjadi tanggungan pemilik aset tersebut, dengan cara memberikan kompensasi kerugian.
2.     Mengelola Risiko
Risiko (kemungkinan timbulnya kerugian atau kerusakan) tidak dapat dihindari, tetapi dampak risiko tersebut dapat diminimalisir. Risiko dapat diminimalisir dengan banyak cara. Perhatikan cara-cara mengelola risiko dibawah ini:


a.     Menghindari Risiko
Metode “Mengendalikan Risiko“ dapat dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi dan dampak dari kerugian yang mungkin timbul.Seorang pria yang khawatir dengan kanker paru-paru akibat kebiasaannya merokok dapat menghindarinya dengan cara menghentikan kebiasaan tersebut.
b.     Mengendalikan Risiko
Metode “Mengendalikan Risiko“ dapat dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi dan dampak dari kerugian yang mungkin timbul.
Seorang pengendara motor harus menggunakan helm dan merawat motornya secara berkala,  untuk mengendalikan  kerugian yang mungkin timbul.
 c.     Menerima Risiko
 Menerima Risiko dilakukan dengan mempertahankan risiko yang ada. Seorang mandor di pabrik kimia mungkin tidak merasa perlu untuk membeli asuransi kesehatan atau jiwa karena berpikir dapat menanggung kerugian yang muncul apabila kecelakaan terjadi.
d.     Mengalihkan Risiko
Mengalihkan risiko dapat dilakukan dengan cara mentransfer risiko dari seorang individu ke perusahaan.
Khawatir apabila ia kehilangan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan karena meninggal dunia atau kecelakaan, seorang kepala keluarga akan mengasuransikan jiwanya (melakukan transfer risiko ke perusahaan asuransi jiwa) dengan tujuan menyelamatkan keluarganya dari penderitaan dan kemiskinan di kemudian hari.
3.     Pengelolaan Risiko Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa mengelola risiko dengan cara:
Memindahkan dampak kerugian dari individu kepada grup;
Membagi kerugian yang dialami oleh individu tersebut kepada seluruh anggota grup. 

Ilustrasi bagaimana cara Asuransi Jiwa bekerja adalah sebagai berikut:
 Kita asumsikan ada 1.000 orang yang berusia 50 tahun dan dalam keadaan yang sehat. Namun perkiraannya, 10 orang mungkin akan meninggal dunia tahun ini.
Misalnya saja, nilai ekonomis kerugian yang ditanggung oleh satu keluarga yang ditinggalkan adalah sekitar Rp 200.000.000,-  Jadi total kerugian 10 keluarga sekitar      Rp 2.000.000.000,-
Bila setiap orang dari grup tersebut menyumbang Rp 5.000.000 per tahun untuk dana bersama, maka dana yang terkumpul adalah sebesar Rp 5.000.000.000 per tahun.
Jumlah tersebut tentu cukup untuk membayar Rp 200.000.000 kepada setiap keluarga yang ditinggalkan.
Artinya, risiko yang dihadapi oleh 10 orang tadi disebar ke 1.000 orang yang tergabung di dalam grup tersebut.
4.     Tahapan Bisnis Asuransi Jiwa
Bisnis Asuransi Jiwa, seperti yang dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa, memiliki beberapa tahapan. Mari kita lihat apa sajakah tahapan tersebut.
a.  Menyatukan  
Menyatukan orang-orang dengan kepentingan asuransi yang sama, dengan tujuan untuk membagi risiko yang sama.
b.  Mengumpulkan  
Mengumpulkan dana (premi) dari sekumpulan orang yang telah disatukan tadi.
c.  Membayar  
Membayar kompensasi (klaim) kepada mereka yang menderita kerugian.       
Dikutip dari :
Pusat Info Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia

No comments:

Post a Comment